AGRIBISNIS
Agribisnis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan dalam produksi pada lahan pertanian, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi komoditas pertanian (Jhon Davis dan Ray Golberg, 1957). Secara bahasa, Agribisnis berasal dari kata Agri atau agriculture yang memiliki arti pertanian, lalu bisnis atau Business yang berarti usaha guna mendapatkan keuntungan. Dapat disimpulkan Agribisnis adalah serangkaian kegiatan dari hulu hingga hilir yang memiliki orientasi pasar guna memperoleh nilai tambah, bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan pribadi.
SISTEM AGRIBISNIS
Sistem agribisnis merupakan semua kegiatan dari pengadaan, penyaluran hingga pemasaran yang saling terikat satu sama lain, jika terdapat kendala pada salah satunya makan subsistem yang lain akan terhambat. Dalam sistem agribisnis terdapat banyak sekali pembagian subsistem antara 5 hingga 9 subsistem. Umumnya agribisnis dibagi menjadi 6 Subsistem meliputi : 1. subsistem input 2. Subsistem usahatani 3. Subsistem pengolahan 4. Subsistem pemasaran 5. Subsistem sarana dan prasarana 6. Subsistem pembinaan. (Syafi’i, 1994 dalam Soekartawi, 2013)
1. Subsistem Input
Subsistem input atau hulu merupakan subsistem yang mencakup kegiatan pengadaan kebutuhan usahatani agar terlaksana usahatani atau budidaya. Di perkebunan tebu PT. Industri Gula Glenmore, kegiatan pengadaannya antara lain Pengadaan bibit secara mandiri dari perusahan PT. INDUSTRI GULA GLENMORE , Lalu pada kegiatan pemupukan tanaman, tebu membutuhkan tambahan unsur hara dari luar, seperti N,P dan K untuk menghasilkan protas tebu 100 ton / ha : 160 kg N, 70 kg P205, 120 kg K20. Fungsi pupuk N untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman dan sebagai penentu biomassa tanaman. pada budidaya tebu, pupuk N tidak boleh berlebihan maupun kekurangan. Jika berlebihan remdemen akan rendah, jika kekurangan tumbuhan akan kerdil. Fungsi pupuk P untuk memperkuat perakaran, batang dan meningkatkan ketahanan tanaman dari kekeringan. Fungsi pupuk K untuk sebagai aktivator beberapa enzim pertumbuhan dan berperan dalam fase generatif. Kebutuhan tambahan unsur hara berdasarkan analisa tanah. Selain itu PT. INDUSTRI GULA GLENMORE juga menggunakan pupuk organik. Kemudiam PT. INDUSTRI GULA GLENMORE menggunakan Amegras 500SC, Sidaron 500SC, Sidamin 865SL. dan alat mesin pertanian berupa sugar cane grabber, sugar cane harverster, truk, drone dll.
2. Subsistem Usahatani
Subsistem usahatani atau budidaya merupakan subsistem yang mencakup kegiatan budidaya dan pengembangan usahatani. Perkebunan tebu PT. Industri Gula Glenmore, memulai kegiatan usahataniya dengan pengelolaan alih guna lahan dengan 30 % Luas lahan PC, 30 % Ratoon 1, 30 % Ratoon 2, 5 % Bibit KBD dan 5 % Risbang KBI/KBN/KBP. Lalu dilakukan pengolahan lahan seara mekanis, memilih varietas tebu unggul. Menurut Gravois, 2013 : Ciri varietas unggul antara lain berdiri tegak dan tidak melebar, perakaran baik dan tahan terhadap lalu lalang peralatan berat. Varietas tebu yang ideal untuk lahan perekebunan PT. INDUSTRI GULA GLENMORE diantaranya Protas dan rendemen tebu tinggi, jumlah anakan sedang sampai banyak, batang kokoh dan perakaran kuat. Varietas tebu yang digunakan oleh PT. INDUSTRI GULA GLENMORE yakni PS 881, PS 862, dan PS 851 untuk varietas masak awal (genjah). Pada varietas masak tengah yakni PS 921, KK, PS 864. Sedangkan pada varietas masak akhir yakni PS 951, PS 864 dan BL. Jika penentuan varietas kurang tepat, maka akan berujung kepada protas tebu dan rendemen yang akan dicapai rendah bahkan bisa menaikkan biaya di on farm maupun off farm. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan seperti, pemupukan secara tepat dengan 5T yakni tepat waktu, tepat cara, tepat jenis pupuk, tepat dosis dan tepat tempat. Pemupukan dilakukan dengan cara pertama, merencanakan luas areal yang akan di pupuk / hari. Kedua, merencanakan j,umlah dosis, jenis pupuk dll. Lalu Asisten tanaman berkoordinasi dengan Asisten aku yang dibantu oleh mandor pupuk atau penjaga kebun. Ketiga, pelaksanaan pemupukan di pagi hari dengan dosis merata baik secara manual maupun menggunakan alat mesin pertanian. Contoh selanjutnya pada pemeliharaan yakni penggunaan pestisida. Perkebunan tebu PT. INDUSTRI GULA GLENMORE menggunakan herbisida kimia untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki. Pengendalian gulma juga dilakukan secara manual atau di cabut. mekanis dengan alat seperti sabit, cangkul, rotavator. Kultur teknis dengan pengaturan pola tanam. Petunjuk penggunaan herbisida PT. INDUSTRI GULA GLENMORE yakni pertama, menggunakan air lapang yang bersih. Kedua, waktu pengaplikasian yang ideal sebelum jam 09.00 atau sore hari setelah jam 16.00 . Ketiga, usahakan menggunakan nozle kipas. Keempat, pelaksaan saat cuaca cerah, diperkirakan hjan tidak turun dalam waktu 4 – 6 jam setelah penyemprotan. Kelima, Pencampuran jenis herbisida dilakukan secara merata / homogin. Keenam, Setelah dilakukan penyemprotan herbisida, tidak boleh ada pengerjaan pengairan kurang lebih selama 3 minggu. pola budidaya yang dilakukan PT. INDUSTRI GULA GLENMORE Mayoritas Penanaman tunggal, namun beberapa lahan terdapat tumpangsari tebu dengan kelapa.
3. Subsistem Pengolahan
Subsistem pengolahan atau agroindustri merupakan subsistem yang mencakup penanganan pasca panen agar nilai menjadi bertambah. kegiatan pengolahan PT. Industri Gula Glenmore antara lain mengolah batang tebu menjadi gula kristal, gula putih pemium dan tetes tebu. Mengolah limbah tebu (blotong) menjadi pupuk organik. Lalu mengolah beberapa sisa bahan untuk dijadikan pakan ternak. Kemudian membuat bio ethanol serta ekses power.
4. Subsistem Pemasaran
Subsistem pemasaran merupakan subsistem yang mencakup kegiatan distribusi dan pemasaran hasil usahatani. PT. Industri Gula Glenmore melakukan pemasaran dengan cara tender oleh pengusaha atau perusahaan dengan ketentuan dan syarat tertentu. Selain itu PT. Industri Gula Glenmore juga menjual produk gula kemasan dari 1 kg hingga 50 kg secara langsung kepada konsumen maupun menjualnya melalui franchise yang telah bekerja sama dengan PT. Industri Gula Glenmore.
5. Subsistem Sarana Prasarana
Subsistem sarana prasarana merupakan subsistem yang menunjang subsistem-subsistem sebelumnya agar berjalan dengan sesuai dan berfungsi dengan baik. Pada PT. Industri Gula Glenmore, sarana dan prasarana ditangani oleh aparatur birokrasi pemerintahan seperti pengadaan jalan, perhubungan dan pengamanan.
6. Subsistem Pembinaan
Subsistem pembinaan merupakan subsistem yang dijalankan oleh aparatur birokrasi pemerintahan guna keperluan koordinasi, penyediaan kemudahan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Pada PT. Industri Gula Glenmore pembinaan dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan di bidang perkebunan, lalu terdapat Konsultan pengairan untuk pembinaan mengenai irigasi dan drainase. Pelatihan damkar bagi seluruh karyawan. Pelatihan internal panen tebu. Pelatihan internal budidaya tebu. Serta pelatihan satuan keamanan PT. INDUSTRI GULA GLENMORE oleh Polres Jember guna meningkatkan kedisiplinan dan keterampilan dalam menjaga keamanan.
![]() |
sumber : www.industrigulaglenmore.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar